.st0{fill:#FFFFFF;}

Kepribadian Seorang Atasan yang Tidak Disukai Bawahan 

 May 18, 2018

By  Coach Tom

Menjadi atasan gampang-gampang susah. Tidak hanya Anda yang bisa menuntut kepada bawahan, tetapi demikian sebaliknya. Terlebih lagi seorang atasan dewasa ini dituntut menjadi orang yang dapat memberikan teladan bagi para bawahannya. Atasan haruslah seseorang yang memiliki nilai lebih dari bawahan, bukan sebaliknya. Namun sayangnya ada beberapa atasan yang memiliki sikap tidak baik bagi pekerjaan. Hal ini juga berimbas pada kehadirannya yang tidak disukai oleh bawahan. Berikut adalah beberapa sifat yang tidak baik dimiliki oleh atasan.

Emosional / Mudah Marah

Seorang atasan biasanya dituntut sebagai orang yang memiliki kepribadian yang tenang dan tidak mudah terpancing emosi. Hal ini akan memberikan kenyamanan bagi para bawahan untuk bekerja secara optimal. Jika Anda adalah orang yang mudah emosi, Anda bisa mencurahkan emosi tersebut secara bijak. Misal memanggil bawahan dan berbicara empat mata dengan baik-baik.

Tidak Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa

Anda patut bersyukur karena Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi nilai agama dibanding pekerjaan. Oleh karena itu, seorang atasan yang memiliki ketaatan kepada Tuhan yang Maha Esa, terlepas apapun agamanya, lebih dihormati oleh bawahannya. Mereka cenderung berpikir bahwa semua perbuatannya biasanya dilandasi dengan rasa takut akan Tuhan. Sehingga mereka juga dapat termotivasi dengan membagi waktu antara pekerjaan dan juga keagamaan.

Cemberut / muka asem / Jutek

Atasan memang memiliki tugas yang berat, baik secara psikis maupun fisik. Akan tetapi, penting bagi Anda untuk tidak memperlihatkan keadaan tersebut terlalu banyak. Bagi yang sudah terlanjur, biasanya ada sikap unik yang dilakukan atasan untuk mencurahkan isi hatinya. Ada yang jutek, cemberut, dan ekspresi muram lainnya menyebabkan para karyawan tidak nyaman dalam menjalankan tugasnya lebih baik.

Tidak Perhatian Kepada Bawahan

Hubungan yang diciptakan pada lingkungan kerja memang pada dasarnya adalah hubungan profesional. Namun, tidak ada salahnya Anda sebagai atasan juga memberikan beberapa perhatian kepada bawahan, akibat prestasi dan usaha kerja yang telah dia lakukan selama ini. Bawahan merupakan orang yang bekerja keras untuk mempertahankan Anda dan jalannya usaha, oleh karena itu, perhatian perlu ditujukan secara langsung pada karyawan.

Tidak Mendukung dan Membela Bawahan yang Benar

Atasan sangat sering dihadapkan pada berbagai benturan masalah. Oleh karena itu, terkadang pemikiran mereka telah terbatas untuk menyelesaikan masalah internal. Beberapa kasus menyebutkan bahwa orang benar selalu dihasut tetapi atasan salah dalam mendengarkan tanggapan. Untuk mengatasinya, cobalah pertemukan keduanya dan mengobrol empat mata dengan mereka.

Pelit

Ingatlah bahwa hasil yang Anda capai sebagaian besar adalah bentuk prestasi kerja yang optimal dari karyawan. Maka sebenarnya tidak ada alasan Anda untuk pelit dan tidak memberikan hal-hal yang menyenangkan bagi para karyawan. Sebaliknya, Anda bisa mencoba untuk menjadwalkan secara rutin kapan waktu untuk pergi keluar dengan menghabiskan uang Anda.

Mengatasi Masalah dengan Emosi

Permasalahan atasan tidak hanya pada pekerjaan, tetapi pada hubungan dengan para pegawai maupun banyak faktor lainnya. Meski demikian, sangat dilarang apabila Anda mencoba mengatasi masalah dengan emosi. Selain berpotensi salah paham, maka karyawan Anda juga mengalami banyak ketidaknyamanan dalam bekerja.

Melemparkan Semua Pekerjaan dan Tanggung Jawab

Seorang atasan tidak diperbolehkan untuk melimpahkan setiap pekerjaan kepada bawahan. Selain itu, penting bagi mereka untuk tetap mendampingi ketika ada tugas yang diberikan pada bawahan. Jika Anda melimpahkan semua kepada mereka, maka niscaya banyak karyawan yang tidak menyukai gaya Anda. Mereka cenderung mencari cara untuk keluar dari pada Anda.

Mengutamakan Kepentingan Pribadi / Egois

Sebagai seorang atasan, Anda dituntut untuk bisa membedakan kepentingan pribadi dengan kantor. Sebaiknya Anda bisa menempatkan diri terhadap posisi yang sedang berjalan. Jika dibutuhkan untuk serius, maka Anda bisa menjalankan kepentingan kantor di atas segalanya, jika tidak jangan harap bahwa Anda akan mendapatkan tempat di hati para karyawan.

Tidak Menghargai Pendapat

Meskipun memiliki bawahan, bukan berarti Anda paling pintar. Jika demikian akibatnya adalah kesombongan yang dimiliki oleh Anda dan menghambat pekerjaan juga hubungan antara Anda dan juga karyawan. Sebaliknya, Anda harus saling menghargai pendapat dan menurunkan ego yang Anda miliki.

Salam Pencerahan

Coach Tom


Dia pernah terpilih menjadi TOP 100 COACH in the World yang terbaik dan tercepat di Platinum Mentor Coach. Pada saat yang bersamaan, penyuka hobi travelling ini mendapat penghargaan Action Man Award Asia Pacific 2007 dan menjabat sebagai Head of Coach Indonesia. Menyandang berbagai sertifikasi dan award, yaitu Exclusive Master License Money Coaching Institute, USA, Master Coach Money Coaching pertama di Indonesia, dan Man of The Year Six of The Best versi Majalah ME Asia, dll.

Your Signature

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}

Related Posts

Program Pinjaman Ibu Berdaya Kospin Sumber Rizki Mendorong Ekonomi Keluarga dan Kemajuan Nasional
Manajemen Piutang: Pengertian Manajemen Piutang, Tujuan & Fungsinya
Ciptakan Annual Meeting yang Berkesan
20 Pertanyaan Performance Appraisal Tahunan
>